Suku Kerinci adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Kabupaten
Kerinci, Jambi.
Bahasa dan Budaya Kerinci
Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil, yaitu nama bunga
kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan pada ketinggian
di atas 1800m yang mekarnya satu kali selama dua belas
tahun. Karena itu
Kurinji juga merujuk pada kawasan pegunungan. dapat dipastikan bahwa hubungan
Kerinci dengan India telah terjalin sejak lama dan nama Kerinci sendiri
diberikan oleh pedagang India Tamil
Suku Kerinci sebagaimana juga halnya dengan suku-suku lain
di Sumatera adalah penutur bahasa Austronesia.
Berdasarkan bahasa dan adat-istiadat suku Kerinci termasuk
dalam kategori Proto Melayu, dan paling dekat dengan Minangkabau Deutro Melayu dan Jambi Deutro Melayu. Sebagian
besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek,
yang bisa berbeda cukup jauh antar satu dusun dengan dusun lainnya di dalam
wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Madya Sungai Penuh - setelah pemekaran
wilayah tahun 2008. Untuk berbicara dengan pendatang biasanya digunakan bahasa Minangkabau atau bahasa
Indonesia (yang masih dikenal dengan sebutan Melayu Tinggi).
Suku Kerinci memiliki aksara yang disebut aksara incung yang
merupakan salah satu variasi surat ulu.
Sebagian penulis seperti Van Vollenhoven memasukkan Kerinci
ke dalam wilayah adat (adatrechtskring) Sumatera Selatan, sedangkan yang
lainnya menganggap Kerinci sebagai wilayah rantau Minangkabau.
Suku Kerinci merupakan masyarakat matrilineal.
Sebagaimana diketahui dari Naskah Tanjung Tanah, naskah Melayu tertua
yang ditemukan di Kerinci, yang dikirimkan oleh raja Malayu di Dharmasraya pada
abad ke-14 kepada depati di Kerinci dan telah disetujui oleh maharajadiraja
Adityawarman yang berada di Suruaso dekat Pagaruyung di Tanah Datar.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kerinci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar