Suku Tengger (IPA: /tənggər/) adalah sebuah suku yang tinggal di
sekitar Gunung
Bromo, Jawa
Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang.
Suku Tengger merupakan sub suku Jawa menurut sensus BPS tahun 2010.[1]
Asal nama
Ada 3 teori yang menjelaskan asal nama Tengger:
Tengger berarti berdiri tegak atau berdiam tanpa gerak, yang
melambangkan watak orang Tengger yang berbudi pekerti luhur, yang harus
tercermin dalam segala aspek kehidupan.
Tengger bermakna pegunungan, yang sesuai dengan daerah
kediaman suku Tengger.
Tengger berasal dari gabungan nama leluhur suku Tengger,
yakni Roro Anteng dan Joko Seger.
Agama
Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan
agama Hindu.
Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit.
Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini
sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Roro
An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Joko
Se-"ger".
Perasaan sebagai satu saudara dan satu keturunan Roro
Anteng-Joko Seger itulah yang menyebabkan suku Tengger tidak menerapkan sistem
kasta dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya
Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai
gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada
atau Kasodo.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara yakni Pura
Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada
tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15
di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan
Jawa.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Tengger
Tidak ada komentar:
Posting Komentar