Suku Rejang adalah salah satu suku bangsa tertua
di Sumatera.
Suku Rejang mendominasi wilayah Kabupaten Rejang Lebong,Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten
Lebong. Berdasarkan perbendaharaan kata dan dialek yang dimiliki bahasa
Rejang, suku bangsa ini dikategorikan Melayu
Proto.
Sejarah asal usul Rejang yang sebenarnya sudah sangat tidak
memungkinkan diriwayatkan secara benar senyata fakta sebenarnya. Hal ini
disebabkan beberapa faktor yang mengakibatkan sejarah asal
usul Rejang yang
terhapus dan hilang ditelan ketidaktahuan generasi masa lalu. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Suku Rejang belum memahami media yang berperan
untuk dijadikan pedoman yang tepat untuk meriwayatkan sejarah, seperti
kemampuan menggambar, menulis, memahat, maupun hal-hal lain yang dapat
memungkinkan untuk terdeteksi oleh generasi yang akan datang untuk
disejarahkan. Bukti-bukti arkeolog tersebut belum ditemukan keberadaannya
hingga zaman sekarang.
2.
Suku Rejang masih dipengaruhi oleh tradisi yang
bersifat fiktif, sehingga hal-hal yang tidak masuk akal dimasukkan dalam kisah
sejarah. Hal ini menjadikan sejarah asal usul Rejang menjadi kisah fiktif yang
validitas dan reliabilitasnya jauh dari patokan untuk meriwayatkan sejarah.
3.
Suku Rejang tidak terlalu mempedulikan masa
lampau, tapi menerima sejarah masa lalu yang diriwayatkan oleh para sejarawan
dan cendikiawan asing yang berstatus penjajah. Hal ini juga dihubungkan dengan
beberapa oknum suku Rejang yang terlalu percaya diri berpendapat menurut
kemauannya sendiri, padahal kemampuan berbahasa Rejang dengan berbagai dialek
Rejang yang ada tidak dikuasainya. Suku Rejang yang berpartisipasi dalam proyek
tersebut juga bukan berstatus orang Rejang asli, apalagi menjalani kehidupan di
komunitas suku Rejang yang masih asli.
4.
Suku Rejang dengan sumber daya alam yang paling
dieksploitasi oleh penjajah menjadi daerah yang dijadikan asal usul suku
Rejang. Ini disebabkan oleh rekayasa dari para penjajah yang memang memiliki
kemampuan membaca dan menulis, sedangkan suku Rejang sangat dibodohkan. Sifat
dari penjajah yang seperti ini sudah diketahui oleh para sejarawan Indonesia,
yakni penjajah menjauhkan bangsa Indonesia untuk mengetahui ilmu pengetahuan
modern. Pengetahuan modern seperti kemampuan ilmu bahasa, ilmu hitung, ilmu
filsafat, maupun ilmu-ilmu modern yang lainnya belum didapatkan oleh suku
Rejang yang merupakan suku bangsa di Indonesia. Ini terbukti denganaksara
kaganga yang konon merupakan tulisan asli suku Rejang, tapi pada
kenyataan tidak mampu dipahami suku Rejang masa silam hingga masa sekarang. Hal
ini juga menumbuhkan keraguan bahwa aksara tersebut adalah asli tulisan suku
Rejang yang memang prakarsa suku Rejang itu sendiri.
5.
Suku Rejang terlalu suka meniru secara tidak
kreatif, ini terbukti dengan alat musik tradisional, tari tradisional, rumah
adat, adat upacara pernikahan, dan bahkan pakaian adat yang ada semuanya
imitasi dari suku bangsa terdekat dan pendatang yang ada di tanah Rejang.
Fenomena ini secara kasat mata dapat langsung ditebak oleh setiap pengamatnya,
meskipun pengamat tersebut adalah seorang amatir.
Dari beberapa faktor di atas, sulit sekali mendeteksi
sejarah asal usul suku Rejang. Meskipun demikian, masih ada satu peninggalan
yang masih diwariskan secara nyata dan masih ada hingga sekarang. Warisan
tersebut adalah bahasa Rejang, sebuah bahasa yang unik yang belum punah hingga
sekarang. Walaupun bukti-bukti arkeologi belum ada terbukti keberadaannya secara
fakta, tapi bahasa dapat dijadikan pedoman menelusuri sejarah Rejang. Hal ini
membuktikan bahwa orang yang paling berperan untuk meriwayatkan Rejang adalah
suku Rejang dengan kemampuan bahasa Rejang tingkat mahir atau penutur asli
bahasa Rejang yang mampu berkomunikasi dengan orang-orang Rejang dengan
kemampuan meriwayatkan kisah lampau secara ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar