Kamis, 05 Maret 2015

Senjata Tradisional Piso Surit

Piso Surit adalah salah satu lagu berbahasa Karo. Ini adalah salah satu lagu yang sebenernya harusnya hampir semua orang Karo tau. Beberapa orang di luar Karo salah kaprah dengan mengira lagu ini adalah lagu tradisional Aceh. Beberapa juga mengira Piso Surit adalah senjata tradisional dari suku Karo. Piso Surit adalah nama sejenis burung yang sering terdengar bernyanyi di sekitar sawah. Kicauannya konon terdengar sendu dan memanggil-manggil, “Piso surit.. piso surit…“
Lagu ini beserta tarian yang mengiringinya mengisahkan tentang seorang gadis yang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian ini sangat lama dan menyedihkan sehingga sering digambarkan dengan burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Lagu ini diciptakan oleh komponis perjuangan yakni Djaga Depari. Beliau telah menciptakan banyak sekali lagu perjuangan sekaligus lagu rakyat Karo.
Lagu-lagu tersebut biasanya mengingatkan para pemuda untuk selalu menomorsatukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Bahkan salah satu lagu ciptaannya menggambarkan seorang pemuda yang berkata kepada kekasihnya untuk menunggu sampai Indonesia mendapatkan kemerdekaannya baru mereka dapat naik ke pelaminan Anyway ini liriknya, Piso surit piso surit terdilo dilo terpingko pingko Lalap la jumpa ras atena ngena Ija kel kena tengah na gundari siangna menda turang atena wari Entabeh naring matakena tertunduh Kami nimaisa turang tangis teriluh enggo enggo me dagena mulih me gelah kena bage me ningku rupah agi kakana Tengah kesain keri lengetna Seh kel bergehna Terkuak manuk ibabo geligar Enggo me selpat turang Kite kite ku lepar Bait I menceritakan tentang sang gadis yang sering sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya dan selalu teringat akan kekasihnya itu sehingga mengandaikan dirinya sebagai burung Piso Surit yang selalu berkicau sendu. Bait II mengisahkan sang gadis ini selalu menanyakan keadaan dan keberadaan kekasihnya sambil menangis dalam penantiannya. Bait III, sang gadis mengatakan di dalam hatinya kepada kekasihnya untuk segera pulang dan menyudahi penantiannya. Bait IV, sang gadis merasa sangat kesepian/sendiri walaupun berada ditengah-tengah orang banyak. Dia merasa hidupnya hampa tanpa sang kekasih.
Sumber: http://istanaindonesia.blogspot.com/2011/08/senjata-tradisional-sumatera-utara-piso.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar