Damal atau Orang Damal atau Suku Damal adalah salah satu
suku di pegunungan Papua. Bahasa Damal adalah media komunikasi antara sesama
orang Damal. Orang Damal pada zaman dahulu telah
memasak makanan dengan menggunakan api.
memasak makanan dengan menggunakan api.
Api dibuat dengan “Hagan” yaitu kayu kecil kering yang
dibela tengah dan menggunakan tali rotan yang kering, tali rotan dijepit dengan
kaju kering yang tengahnya dibela itu, lalu ke dua ujung tali rotannya di tarik
terus menerus hingga gesekan antara tali rotan dan kayu mulai panas, kemudian
panas itu mengeluarkan asap sampai tali rotan itu putus dan menghasilkan api.
Sejarah
Menurut legenda orang Damal berasal dari daerah ‘Mepingama’
Lembah Baliem Wamena. Hal ini dapat ditelusuri dari kata ‘kurima’ yang artinya
tempat pertama kali nenek moyang orang Damal berkumpul dan "Hitigima’ yang
berarti nenek moyang orang Damal pertama kali mendirikan honai dari
alang-alang.
Honai merupakan rumah adat suku damal secara turun-temuruan
sampai kini. Honai yang terbuat dari alang-alang ini berarti bukan semuanya
dari alang-alang melainkan atapnya saja yang dari alang-alang, kalau yang lain
semuanya dari kayu-kayu tertentu yang bisa bertahan hingga puluhan tahun
lamanya.
Dari tempat kurima inilah pendiri berbagai suku tinggal,
dari sini mereka meninggalkan kurima satu persatu menju ke arah barat. Orang
Mee pertama kali keluar dari daerah ini, diikuti oleh suku ‘Moni’ setelah itu
suku Damal dan suku Dani. Orang Damal Memasuki Daerah Ilaga dan Beoga Orang
Damal mulai memasuku daerah Ilop yang sekarang disebut Ilaga dan Beoga. Daerah
Beoga ini merupakan pusatnya suku Damal, mereka mendiami di sepanjang sungai
Beogong dari hilir sampai dengan hulu.
Dari daerah Beoga dan Ilaga inilah orang Damal kemudian
menyebar ke Jila, Alama, Bella, Stinga, Hoeya, Temabagapura ( kampung Waa),
Aroanop, Timika, dan Agimuga. Daerah-daerah ini secara turun-temurun mereka
hidup menetap.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Damal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar