1880-an: Cakram Nipkow
Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23
tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram
Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun
secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap
lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar
dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap
lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang
menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon.
menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon.
Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum
berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat
tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris
Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat
penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai
"mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT.[4]
Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena
kepekaan detektor selenium yang rendah.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi#Sejarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar