Kamis, 12 Maret 2015

Suku Tengger

Suku Tengger (IPA: /tənggər/) adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Suku Tengger merupakan sub suku Jawa menurut sensus BPS tahun 2010.[1]


Asal nama
Ada 3 teori yang menjelaskan asal nama Tengger:
Tengger berarti berdiri tegak atau berdiam tanpa gerak, yang melambangkan watak orang Tengger yang berbudi pekerti luhur, yang harus tercermin dalam segala aspek kehidupan.
Tengger bermakna pegunungan, yang sesuai dengan daerah kediaman suku Tengger.
Tengger berasal dari gabungan nama leluhur suku Tengger, yakni Roro Anteng dan Joko Seger.

Agama
Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Roro An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Joko Se-"ger".
Perasaan sebagai satu saudara dan satu keturunan Roro Anteng-Joko Seger itulah yang menyebabkan suku Tengger tidak menerapkan sistem kasta dalam kehidupan sehari-hari.

Budaya
Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara yakni Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Upacara adat lain yang diamalkan masyarakat Tengger adalah unan-unan, leliwet, entas-entas, dll.
 Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Tengger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar