Kamis, 05 Maret 2015

Provinsi Kalimantan Barat - Rumah Adat Anjungan

     Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Barat beribukota Pontianak yang terletak tepat di garis Khatilistiwa. Penduduk aslinya adalah berbagai suku dayak, yaitu Dayak Embaloh, Iban, Taman, Punan, Kayan, dan Kendayan. Sedang kaum pendatang antara lain, suku Bugis, Melayu dan Cina, yang umumnya menetap di pesisir. Berdasarkan hal inilah, maka khasanah budaya daerah ini memiliki corak yang sangat beragam dan menarik.

      Anjungan Kalimantan barat yang terdapat di TMII adalah tiruan dari “Istana Kesultanan Kadaryiah” dan sebuah “Rumah Bentang” atau “Rumah Panjang”.Istana sultan Kadariyah Pontianak aslinya didirikan pada tahun 1771 Masehi oleh “Sultan Syarif Abdurrakhman Alkadri”. Masuk ke bangunan istana ini akan disaksikan pergaan yang melukiskan Sultan Abdurrakhman Alkadri sedang duduk bersanding dengan permaisurinya, Utin Chandra Midi sambil menyaksikan tarian khas Kalimantan Barat, yaitu tari Jepin. Di dekatnya tampak mendampingi dua orang menteri beserta dengan istri-istrinya. Demikian juga beberapa peralatan seperti : meriam kecil, bendera, paying kuning, tombak dan gamelan nampak di pajang di sekitarnya.


      Rumah Bentang atau rumah Panjang merupakan model rumah adat suku Dayak pada umumnya.Aslinya, rumah adat ini ditempati oleh puluhan keluarga dengan jumlah orang mencapai ratusan.untiknya, bangunan yang panjang dan besar ini tampak kokoh karena ditopang berpuluh-puluh tiang kayu berlian serta hanya mempunyai satu tangga.Itupun terbuat dari sebatang kayu yang ditoreh untuk membuat jenjang-jenjangnya.Namun yang terlihat di anjungan Kalimantan Barat terlihat dibuatkan lebih dari satu tangga yang diperuntukan kepada pengunjung agar bisa naik ke tingkat atas dengan mudah.Secara keseluruhan, bangunan ini dibagi menjadi dua bagian memanjang, dimana satu sisi merupakan ruangan tertutup berpetak-petak, yang merupakan bilik-bilik keluarga (selasar).Sedangkan bagian lain yang yang beruba ruangan memanjang sepanjang bentang di sebut tajuk datu jungkat yang berfungsi serba guna.


     Bangunan lain adalah tiruan ulambu, yang aslinya merupakan tempat untuk menyimpan mayat yang ditaruh di dalam peti. Peti mayat tersebut dinamakan Sandung atau Toras.Tonggak kayu berlian yang berukiran manusia berada di ke empat sisinya yang aslinya berfungsi sebagai tempat penguburan tulang-tulang manusia yang telah meninggal.Dapat kita saksikan pula tiruan “Tugu Khatulistiwa” yang aslinya terdapat di desa Batulayang Kotamadya Pontianak. Sebuah model perahu motor khas Kalimantan Barat yang dinamakan Bandung nampak di dalam kolam di samping model rumah terapung yang dinamakan Lanting. Kedua bangunan induk di anjungan Kalimantan barat difungsikan sebagai tempat memperkenalkan benda-benda tradisional seperti Mandau, sumpitan, sarang palilit (tutup kepala wanita) dan Damak (anak sempitan).Diantara bangunan induk “Istana kesultanan Khadariyah” dan rumah bentang, berdiri megah sebuah panggung terbuka untuk mementaskan berbagai jenis kesenian. Di hari Minggu dan hari libur dipanggung terbuka inilah dapa t disaksikan berbagai atraksi tari daerah, senandung irama melayu, musik pop daerah, orkes keroncong dan kesenian lain. Yang lebih menarik lagi, di anjunganpu tampil dengan acara khusus misalnya : lomba menyumpit tradisional, upacara adat perkawinan, dan upacara adat lainnya serta peragaan busana adat. Anjungan daerah Kalimantan Barat TMII senantiasa berbenah diri untuk dapat berperan sebagai Show Window daerah asal karena itu telah dibukan Art Shop sebagai tempat penjualan barang dan kantor anjungan yang settiap hari senantiasa buka sejak jam 08.00- 18.00 di kantor inilah terdapat informasi terutama mengenai kebudayaan dan kepariwisataan dapat dilayani kecuali itu dari kantor ini pulalah berbagai acara dan aktifitas anjungan dipersiapkan.

 Sumber: http://www.tamanmini.com/anjungan/anjungan-kalimantan-barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar