Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Barat beribukota
Pontianak yang terletak tepat di garis Khatilistiwa. Penduduk aslinya adalah
berbagai suku dayak, yaitu Dayak Embaloh, Iban, Taman, Punan, Kayan, dan Kendayan.
Sedang kaum pendatang antara lain, suku Bugis, Melayu dan Cina, yang umumnya
menetap di pesisir. Berdasarkan hal inilah, maka khasanah budaya daerah ini
memiliki corak yang sangat beragam dan menarik.
Anjungan Kalimantan barat yang terdapat di TMII adalah
tiruan dari “Istana Kesultanan Kadaryiahâ€
dan sebuah “Rumah Bentang†atau “Rumah
Panjangâ€.Istana sultan Kadariyah Pontianak
aslinya didirikan pada tahun 1771 Masehi oleh “Sultan Syarif Abdurrakhman
Alkadriâ€. Masuk ke bangunan istana ini akan
disaksikan pergaan yang melukiskan Sultan Abdurrakhman Alkadri sedang duduk
bersanding dengan permaisurinya, Utin Chandra Midi sambil menyaksikan tarian
khas Kalimantan Barat, yaitu tari Jepin. Di dekatnya tampak mendampingi dua
orang menteri beserta dengan istri-istrinya. Demikian juga beberapa peralatan
seperti : meriam kecil, bendera, paying kuning, tombak dan gamelan nampak di
pajang di sekitarnya.
Rumah Bentang atau rumah Panjang merupakan model rumah adat
suku Dayak pada umumnya.Aslinya, rumah adat ini ditempati oleh puluhan keluarga
dengan jumlah orang mencapai ratusan.untiknya, bangunan yang panjang dan besar
ini tampak kokoh karena ditopang berpuluh-puluh tiang kayu berlian serta hanya
mempunyai satu tangga.Itupun terbuat dari sebatang kayu yang ditoreh untuk
membuat jenjang-jenjangnya.Namun yang terlihat di anjungan Kalimantan Barat
terlihat dibuatkan lebih dari satu tangga yang diperuntukan kepada pengunjung
agar bisa naik ke tingkat atas dengan mudah.Secara keseluruhan, bangunan ini
dibagi menjadi dua bagian memanjang, dimana satu sisi merupakan ruangan
tertutup berpetak-petak, yang merupakan bilik-bilik keluarga
(selasar).Sedangkan bagian lain yang yang beruba ruangan memanjang sepanjang
bentang di sebut tajuk datu jungkat yang berfungsi serba guna.
Bangunan lain adalah tiruan ulambu, yang aslinya merupakan
tempat untuk menyimpan mayat yang ditaruh di dalam peti. Peti mayat tersebut
dinamakan Sandung atau Toras.Tonggak kayu berlian yang berukiran manusia berada
di ke empat sisinya yang aslinya berfungsi sebagai tempat penguburan
tulang-tulang manusia yang telah meninggal.Dapat kita saksikan pula tiruan
“Tugu Khatulistiwa†yang aslinya terdapat di desa
Batulayang Kotamadya Pontianak. Sebuah model perahu motor khas Kalimantan Barat
yang dinamakan Bandung nampak di dalam kolam di samping model rumah terapung
yang dinamakan Lanting. Kedua bangunan induk di anjungan Kalimantan barat
difungsikan sebagai tempat memperkenalkan benda-benda tradisional seperti
Mandau, sumpitan, sarang palilit (tutup kepala wanita) dan Damak (anak
sempitan).Diantara bangunan induk “Istana kesultanan Khadariyah†dan rumah bentang, berdiri megah sebuah panggung terbuka
untuk mementaskan berbagai jenis kesenian. Di hari Minggu dan hari libur
dipanggung terbuka inilah dapa t disaksikan berbagai atraksi tari daerah,
senandung irama melayu, musik pop daerah, orkes keroncong dan kesenian lain.
Yang lebih menarik lagi, di anjunganpu tampil dengan acara khusus misalnya :
lomba menyumpit tradisional, upacara adat perkawinan, dan upacara adat lainnya
serta peragaan busana adat. Anjungan daerah Kalimantan Barat TMII senantiasa
berbenah diri untuk dapat berperan sebagai Show Window daerah asal karena itu
telah dibukan Art Shop sebagai tempat penjualan barang dan kantor anjungan yang
settiap hari senantiasa buka sejak jam 08.00- 18.00 di kantor inilah terdapat
informasi terutama mengenai kebudayaan dan kepariwisataan dapat dilayani
kecuali itu dari kantor ini pulalah berbagai acara dan aktifitas anjungan
dipersiapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar